Yuk Ajak Siswa Menulis Buku Oleh: Ninghhani

Resume Belajar Menulis Gelombang 2 bersama Om Jay Pertemuan ke-7

emi

Yuk ajak siswa menulis buku

Di pertemuan ke-7 ini bertindak sebagai moderator Ibu Hidmi Gramatolina Ramdhayani (http://gramatolina2020.blogspot.com) Guru SMKN 1 GERUNG Lombok Barat NTB yang juga seorang penulis. Sedangkan narasumbernya adalah Ibu EMI SUDARWATI.  Seorang guru yang aktif mengajar di SMPN 1 Baureno ini sejak tahun 2005 dan telah menulis juga menerbitkan beberapa karya sastra Jawa dan Sastra Indonesia.  Editor lebih dari 250 buku karya siswa dan guru Indonesia. Pengurus MGMP Bahasa Jawa Kabupaten Bojonegoro ini juga sebagai salah Guru Ahli di Pusat Belajar Guru Kabupaten Bojonegoro.

Beliau menulis novel dan kumpulan esai dan pernah dapat penghargaan sebagai finalis Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional.  Pada tahun 2016, sebagai juara III Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Bojonegoro. Pada tahun yang sama, juga sebagai juara I Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional, kategoro SORAK (Seni, Olah raga, Agama dan Muatan lokal, dan Bimbingan Konseling).  Prestasi ini yang mengantarnya berkunjung ke negeri Kincir Angin Belanda.  Mempelajari sistem pendidikan yang ada di Universitas Windesheim dan Iclon Universitas Leiden.  Juga berkunjung ke sekolah-sekolah terbaik di Hollan dan Nederlands.

Profil narasumber cukup menarik untuk disimak, perjalanannya memulai giat literasi memberi angin segar bagi peserta diskusi. Dari sana muncul bermacam-macam pertanyaan tapi yang paling mendominasi adalah bagaimana Bu Emi melibatkan siswanya untuk menulis sampai akhirnya menertbitkan buku antologi karya siswa. Bahkan hal ini pernah dilakukan bersama siswa-siswa Sekolah Dasar. Biasanya untuk tingkat SD bentuk tukisan adalah cerita atau pengalaman terbaik sekolah di sekolah tersebut. Menurutnya tidak banyak kendala yang ditemukan saat mengkoordinir siswa untuk menulis. Kuncinya adalah bersabar dalam membimbing anak-anak. Jika kita membidani buku anak-anak, tentu kita siap menjadi editornya. Asalkan tidak merubah isinya. Teknisnya Karya perdana untuk anak SD, setengah halaman sudah bagus. Selanjutnya bisa meningkat.  Jangan dipaksa. Nanti mereka kaget. Supaya layak terbit 1 buku Minimal 50 halaman A5 jumlah penulisnya tidak jadi masalah.

Kecuali dari segi biaya penerbitan terkadang Bu Emi membiayai sendiri atau patungan dengan siswa karena sekolah tidak bisa membantu. Contoh perhitungan biaya cetak usahakan maksimal 56 lembar sudah termasuk cover biasanya sekitar 500rb sudah mendapatkan 10 eks buku dan ber-ISBN. Bu Emi menambahkan menulis tidak selalu dikaitkan dengan profesi tertentu. Semua orang bisa menerbitkan buku, tinggal bagaimana kita menentukan penerbit. Setelah buku terbit bisa dijual online atau dititipkan di toko buku.

Kesimpulan dari pemateri adalah buku adalah bukti sejarah. Buku merupakan catatan bahwa kita pernah hidup di dunia ini dan mengabadikan setiap jengkal perjalanan menjadi sebuah buku.  Setiap karya pasti akan menemukan takdirnya sendiri.  Sebagai rasa terima kasihnya kepada bangsa dan negara , beliau bisa jalan-jalan ke luar negeri karena buku. Kemudian beliau berkomitmen membantu rekan-rekan guru untuk bisa menerbitkan buku. Terlebih dampak luar biasa yang bisa didapatkan dari menulis.